Saturday, 21 February 2015

Ini alasan mengapa kualitas Handphone Huawei sangat bagus





Oleh: Pepih Nugraha


KOMPAS.com - Bagaimana mahasiswa Indonesia memandang Huawei sebagai sebuah perusahaan mondial dan program pelatihan langsung di jantung Huawei, Daryus Chandra, mahasiswa S2 Teknik Elektro Universitas Gadjahmada mengakui manfaaat yang didapat, antara lain pengetahuan ICT dipelajari lebih dalam dan spesifik. 

“Yang saya pelajari di bangku kuliah ada sedikit gap dengan kenyataan di lapangan. Dengan pelatihan ini gap itu tersisi,” katanya. 

Tentang Huawei sendiri, Daryus semula menduga perusahaan itu sebagai end user untuk sebatas ponsel dan modem sebagaimana Samsung. 

“Sekarang saya paham bisnis telekomunisi itu tidak hanya di barang konsumsi tetapi juga aspek enterprise dan penyedia jasa telekomunikasi atau service provider dan Huawei merupakan leading IT company di bidang itu,” katanya.

Saleh Havid, mahasiswa S2 Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung punya pandangan lain mengenai Tiongkok. Semula ia berpikir kota-kota besar di Tiongkok seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen dengan penduduknya yang sangat padat lebih macet dan semrawut dibanding Jakarta. 

“Ternyata infrastruktur yang mereka miliki sangat memadai, teratur dan sesuai dengan kapasitas penduduk. Berkat jalanan besar dan lebar dengan infrastruktur bagus, penduduk yang banyak pun tetap bisa terlayani secara memadai dan tidak overload,” kata Havid. 

Sedangkan dari sisi teknologi informasi, Havid melihat teknologi terbaru dari ICT digarap dengan sungguh-sungguh, misalnya di jaringan telekomunikasi LTE (long term evolution) yang kelak menciptakan jaringan 5G. 

LTE merupakan kelanjutan dari evolusi 2G, 3G, dan 4G. Menurut dia, Huawei fokus padawireless dan bagaimana cara pengguna memiliki kapasitas yang lebih besar dari sekadar 3G atau 4G. Ke depan merupakan eranya Internet of Thing (IoT) di mana semua perangkat bakal terhubung ke internet, mulai dari smartphone sampai sensor udara di rumah, yang secara keseluruhan bakal memerlukan bandwidth besar. “Maka teknologi LTE sangat berguna untuk kebutuhan ini di masa depan,” katanya.

Radiah Hamdah, mahasiswi S1 Teknik Telekomunikasi Telkom University, Bandung, mengaku terkesan selama 12 hari berada Tiongkok. Ia banyak memetik manfaat, antara lain belajar bahasa Mandarin, kebudayaan China, bahkan belajar kaligrafi, seni dan melukis topeng di Beijing Language and Culture University. 

Saat berada di Shanghai, katanya, dia berkesempatan bertemu dengan mahasiswa Shanghai International Studies University (SISU) yang belajar bahasa Indonesia sehingga saling bertukar pengetahuan. “Di Shenzhen saya belajar teknik informatika, sampai ke hal-hal teknis tentang transmisi, wireless, dan cloud computing,” katanya.

Para mahasiswa Indonesia ini memang bisa belajar aspek terkecil dari sebuah rantai produksi. Contoh sebelum sebuah produk Huawei dilempar ke pasar, misalnya, produk end user berupa smartphone itu harus lolos uji terlebih dahulu di laboratorium pengujian Global Compliance & Testing Center (GCTC) di Huawei Shanghai.

Sebuah ponsel yang akan dilempar ke pasar, setidaknya harus melalui sepuluh kamar uji. Antara lain Tumbling Barrel Tester di mana 10 gadget mengalami bantingan sebanyak 200 kali. Untuk tombol power, harus tahan uji sebanyak 200.000 kali tekan sedang tombol volume harus diuji 50.000 kali.

Setiap kelemahan yang mungkin terjadi saat sebuah ponsel atau phablet digunakan harus lolos uji, sampai ketika orang lupa menyimpan ponsel di celana jeans-nya. Uji ketahanan yang dilakukan adalah menggunakan beban tekanan 25 kilogram dan harus lolos uji sebanyak 2.000 kali. 

Adapun uji ketahanan sebuah ponsel terhadap injakan kaki dilakukan oleh alat bernama Soft Press Tiredness Tester, di mana beban seberat 70 kilogram ditekan selama dua detik. “Pada saat ponsel terinjak pun seharusnya tidak mengalami kerusakan,” kata Yang Cheng Jun, Senior Tester Engineer di laboratorium GCTC itu saat memperagakan serangkaian testing kepada jurnalis Indonesia, termasuk Kompas.

Uji lainnya adalah Test Twist di mana sebuah ponsel tahan diplintir ke kiri dan ke kanan sebanyak 10.000 kali, uji kaca ponsel antigores dengan alat MAX Intelligent Load Tester, dan yang menarik adalah Guided Drop Tester untuk menguji ketahanan sebuah ponsel jatuh dari ketinggian tertentu. 

Sebuah ponsel dijatuhkan setinggi satu meter plus tekanan dengan keenam sisinya mengalami uji yang sama. Hasil bantingan itu kemudian direkam menggunakan kamera berkecepatan tinggi di mana gambarnya bisa langsung disaksikan lewat HDTV.

Selain ketahanan, Huawei juga mengejar produk standar telekomunikasi Amerika Serikat dan standar keamanan konsumen atas suatu produk elektronik di Eropa. Pengujian standar produk itu juga dilakukan di GCTT, setidak-tidaknya melakukan ujian tahap pertama berupa Specific Absorption Rate untuk mengetahui tingkat radiasi sebuah perangkat telekomunikasi terhadap penggunanya. 

Senior Tester Engineer Yang Cheng Jun menjelaskan, di laboratorium komponen antena pada ponsel diganggu dengan berbagai jenis gelombang radio. Jika tingkat radiasinya aman untuk konsumen, maka produk yang sedang dikembangkan atau diteliti itu kemudian dibawa ke Protocol Lab.

Dari aspek inilah, mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di pusat pelatihan Huawei di Tiongkok menjadi paham, meski smartphone bukan bisnis inti Huawei yang lebih menekankan pada solutions dan services, tetapi sekecil apapun produk end user yang akan dilempar ke pasar harus dibuat sesempurna mungkin dengan parameter yang jelas, yakni lolos uji berbagai ketahanan di laboratorium GCTC Huawei Shanghai.

Apa keunggulan smartphone Huawei yang sudah melalui serangkaian uji coba ketahanan sebelum dilempar ke pasar? Bagaimana perbandingannya dengan ponsel sejenis baik dari Tiongkok sendiri atau dengan iPhone dari luar?


Via Tekno.kompas

Friday, 20 February 2015

Lenovo Akui Sengaja Taruh "Malware" di Laptop Baru




KOMPAS.com — Peneliti keamanan menemukan komputer baru Lenovo yang dijual di toko ternyata berisi malware Superfish. Produsen elektronik asal Tiongkok itu pun menjawabnya dengan tenang, "Kami sudah menangani masalah itu."

Superfish, setelah diteliti, memiliki kemampuan membongkar enkripsi web pengguna komputer tersebut dan membuatnya rentan terhadap serangan cyber. Selain itu, adwareini juga bisa menyuntikkan iklan-iklan tak diinginkan ketika pengguna komputer membuka situs apa pun.

Lenovo, dalam pernyataan resmi yang dimuat di situsnya, Kamis (19/2/2015) waktu setempat, mengakui telah menyematkan malware Superfish dalam beberapa perangkat laptop yang dijualnya. Laptop-laptop yang dimaksud dijual pada kurun waktu September hingga Desember 2014.

"Superfish disematkan di beberapa laptop konsumen yang dikapalkan antara September hingga Desember untuk membantu pengguna agar menemukan produk-produk menarik saat belanja. Namun, respons yang kami terima tidak bagus," tulis raksasa gadgetTiongkok itu, seperti dikutip KompasTekno, Jumat (20/2/2015).

Berdasarkan respons itu, menurut Lenovo, mereka telah sepenuhnya memutus interaksi terhadap server Superfish sejak Januari lalu. Dengan cara itu, malware Superfish dalam komputer mereka diklaim sudah tidak berfungsi.

"Lenovo sudah berhenti melakukan pre-install piranti lunak tersebut pada Januari. Piranti lunak itu tidak akan kami sertakan dalam bentuk pre-install lagi pada masa yang akan datang," imbuhnya.

Dari sisi Lenovo, malware Superfish tersebut diklaim tidak berbahaya untuk pengguna. Teknologi Superfish murni berdasarkan konteks atau gambar, tidak berdasarkan perilaku pengguna. Jadi, teknologi itu tidak mengawasi tindakan pengguna. Teknologi itu juga tidak mencatat informasi pengguna.


Via kompas.tekno

Thursday, 19 February 2015

sekarang Pelanggan Telkomsel bisa beli aplikasi di Google Play pakai pulsa

Pelanggan Telkomsel bisa beli aplikasi di Google Play pakai pulsa!



Merdeka.comLayanan Telkomsel Google Play Store Direct Carrier Billing, baru saja diresmikan. Layanan ini diakui, memungkinkan pelanggan Telkomsel, baik prabayar maupun pascabayar untuk membeli konten digital di Google Play Store menggunakan pulsa Telkomsel.
Adapun konten-konten yang dapat dibeli di antaranya adalah: Aplikasi, Games, e-Books dan In-App Purchase/Virtual Items.

Mekanisme pembayarannya adalah dengan membebankan tagihan bulanan pelanggan pascabayar atau langsung memotong pulsa pelanggan prabayar Telkomsel.
Melihat hal itu, tentu saja layanan baru ini mampu menambah pundi-pundi pendapatan Telkomsel melalui target transaksinya.

Namun sayangnya, pihak Telkomsel melalui Media Relation Manajernya, Aldin Hasyim, enggan berbagi berapa target dari transaksi melalui opsi alat pembayaran baru ini.
"Kalau target kita tidak bisa sebutkan angkanya. Yang pasti, kami cukup optimis dengan layanan baru ini. Karena layanan baru ini memberikan kenyamanan dan memudahkan pelanggan karena menyediakan opsi lain dari alat pembayaran sebelumnya berupa kartu kredit," ungkapnya saat dihubungi Merdeka.com, (19/2).

Meski begitu, Aldin memberikan ilustrasi, misalnya saja pelanggan membeli 2 atau 3 aplikasi plus token games setiap bulannya. Secara otomatis hal itu akan membuat nilai transaksi semakin besar.
"Jadi menghitungnya bisa dikali 12 bulan untuk dapat pertahunnya. Sangat mungkin setiap bulan per pelanggan membeli lebih dari 2-3 aplikasi plus token games yang membuat nilai transaksinya makin besar lagi," jelasnya.

Saat ini Telkomsel memiliki sebanyak sekitar 20 juta pengguna Android di jaringannya atau 55 persen dari jumlah keseluruhan pengguna smartphone di jaringan Telkomsel.
Penetrasi Android di jaringan Telkomsel pun terus berkembang, dan selama tahun 2014 meraih angka yang sangat signifikan, yakni mencapai 300 persen di 2014.

Di sisi lain, menurut Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Marina Kacaribu hal ini sesuai dengan visi perusahaan untuk menjadi penyedia layanan dan solusi mobile digital lifestyle kelas dunia yang terpercaya.

"Kami berharap layanan Carrier Billing dengan Google Play Store ini akan memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pelanggan untuk melakukan transaksi saat membeli konten digital," ujarnya dalam siaran persnya.


Via Merdeka.com

Sebelum kita mati , akun Facebook bisa kita wariskan

Sebelum ditinggal mati, akun Facebook kini bisa diwariskan


Merdeka.com Facebook telah menjadi saksi mata akan banyaknya akun yang ikut mati saat penggunanya meninggal dunia. Untuk mempermudah anggota keluarga lain 'memelihara' akun Facebookyang sudah ditinggal mati pemiliknya, Facebook menciptakan 'Legacy Contact'.
Lewat Newsroom Facebook (12/02), jejaring sosial Mark Zuckerberg mengumumkan kehadiran fitur 'Legacy Contact' yang dapat dipakai untuk mewariskan akun Facebook pada anggota keluarga.
Dengan fitur baru ini, pengguna dapat memilih akun Facebook anggota keluarga atau orang terdekat lain untuk mengatur dan memelihara akun mereka saat mereka meninggal. Berikut tiga hal yang bisa dilakukan oleh pewaris akun dengan menggunakan 'Legacy Contact'.
  • Menuliskan postingan di atas ungkapan belasungkawa akun-akun lain
  • Menyetujui permintaan pertemanan dari saudara lain yang belum sempat terhubung
  • Meng-update foto profil dan cover laman Facebook
Fitur ini akan aktif secara otomatis saat ada seseorang yang mengabarkan pengguna tersebut meninggal dunia.
Saat mengatur fitur ini, pengguna juga bisa memberi izin pada si pewaris akun Facebook untuk kelak bisa mengunduh data dari Facebook-nya, seperti foto, postingan, atau informasi lain sebagai kenang-kenangan.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pewaris akun Facebook tadi tidak akan bisa masuk Facebook dengan nama pengguna yang telah meninggal tadi atau melihat pesan danchatting pribadi mereka.
Apakah Anda sudah mempunyai rencana mewariskan akun Facebook Anda?


Via Merdeka.com

setengah juta gambar porno Per hari bebas masuk ke Twitter

Setengah juta gambar porno tiap hari bebas masuk ke Twitter



Merdeka.comTwitter kini menjadi sorotan setelah gagal membendung gambar-gambar berbau pornografi masuk ke jejaring sosialnya. Celakanya, bos-bos Twitter dianggap tidak konsisten memerangi kasus pornografi ini.
Twitter memang tengah menjadi jejaring sosial favorit pembuat gambar-gambar porno untuk 'memasarkan' hasil karya mereka, dengan fokus para remaja. Terlebih, Twitter tidak masuk kategori situs porno, sehingga aktivitas ilegal itu bisa dengan mudah dilakukan.
Imbasnya, saat ini dipercaya 500.000 gambar porno masuk dengan bebas ke Twitter setiap harinya.
Yang memprihatinkan, para petinggi Twitter ditunding tidak mau memberlakukan penyaringan konten yang masuk ke jejaring sosial mereka.
"Saya berpikir bila pornografi online adalah masalah yang serius, namun sepertinya Twitter tidak berpikir begitu," ujar Helen Goodman, perwakilan pemerintah Inggris, Daily Mail (18/02).
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan, Komunikasi, dan Industri Kreatif Inggris memang mengadakan pertemuan untuk membahas masalah pornografi online. Namun, Twitter tidak mengirimkan perwakilannya, berbeda dengan Facebook dan Google.
Tidak salah bila Twitter menjadi sorotan tajam, sebab jejaring sosial tersebut tidak mempunyai kebijakan khusus untuk memblokir gambar-gambar tak senonoh. Padahal fitur blokir ini sudah dimiliki oleh Facebook dan YouTube.
Twitter hanya memblokir gambar-gambar porno yang dijadikan foto profil dan latar belakang akun saja. Akibatnya, siapa saja yang mengikuti akun Twitter seorang bintang porno misalnya, dapat dengan mudah melihat foto-foto bugil setiap harinya.


Via Merdeka.com

Samsung: 2015 will Be Year of Wireless Charging




Samsung reportedly back left leaked the latest information about the latest next-generation flagship, the Galaxy S6. In an official blog post that was released some time ago, the company indicated that the next generation Galaxy smartphone will be equipped with wireless charging feature.

It is also likely related to the ecosystem of accessories that are being developed this South Korean manufacturing. Some other leaks also reinforce this notion, where the blog was peeling on Samsung's wireless charging, be it standard, history, as well as the latest development technologies.


Via Teknoup